ARTIKEL
ILMIAH KONSEP BASIS DATA RELASIONAL
Disusun oleh
RICHARD CHARLOS FERNANDO
(1120101925)
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer PGRI Banyuwangi
2021/2022
ABSTRAK
Di Era
Global saat ini Sistem Informasi Manajemen merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari suatu organisasi dimana sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran
(output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan
untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.sistem manajemen
basis data merupakan perangkat lunak yang dapat di gunakan untuk
mendefinisikan, menciptakan, mengelola dan mengendalikan pengaksesan basis
data.
Dalam
pengambilan keputusan, baik dalam operasional sehari-hari, maupun dalam
perencanaan strategis ke masa depan. Proses pengambilan keputusan harus
dilandasi oleh data dan informasi yang tepat waktu dan tepat isi agar keputusan
yang diambil tepat sasaran. Informasi diperoleh dari pengolahan data, dan
pengolahan data dilaksanakan oleh sistem informasi dengan dukungan teknologi
informasi. Data adalah bahan baku informasi dan dikumpulkan dalam suatu
basis-data (database) agar pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, pengolahan,
dan pengamanannya dapat dilaksanakan secara effektif dan effisien.
Hal
ini dikarenakan setiap kegiatan atau pekerjaan yang kita lakukan kadang
terdapat suatu kumpulan data yang sangat banyak, sehingga akan menjadi sulit
apabila tidak ada system yang mengelola data-data tersebut, dan ini sangat
diperlukan suatu basis data (Database). Basis data (Database) adalah
sebuah kumpulan informasi yang dibuat dalam suatu susunan sistematik dengan
menggunakan suatu program komputer untuk membantu dalam penyusunan maupun
pengolahan dari informasi.Sehingga suatu pengolahan informasi
tersebut dapat menjadi informasi yang tepat guna, tepat waktu, akurat dan
relevan.
PENDAHULUAN
Basis
data adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara sistematik
sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh
informasi dari database tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah
dan mengambil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data.
Pemrosesan
basis data sebagai perangkat andalan sangat diperlukan oleh berbagai institusi
dan perusahaan. Dalam pengembangan sistem informasi diperlukan basis data
sebagai media penyimpanan data. Kehadiran basis data dapat meningkatkan Daya
saing perusahaan tersebut. Basis data dapat mempercepat upaya pelayanan kepada
pelanggan, menghasilkan informasi dengan cepat dan tepat sehingga membantu
pengambilan keputusan untuk segera memutuskan suatu masalah berdasarkan
informasi yang ada.
LITERATUR TEORI
Basis
Data adalah Kumpulan file atau table yang saling berelasi
(berhubungan) yang disimpan dalam media penyimpanan eletronik. Dari pengertian
tersebut dapat diambil kesimpulan pada masing – masing table atau
file didalam database berfungsi untuk menampung atau menyimpan
data – data, dimana masing – masing data yang ada pada table atau
file tersebut saling berhubungan dengan satu sama lainnya.
Sejarah Basis
Data
Tahun 1960
Dari
awal penggunaan komputer, penyimpanan dan manipulasi data merupakan focus utama
aplikasi. Pada awal tahun 1960, Charles Bachman diperusahaan General
Electric mendesain generasi pertama DBMS yang disebut Penyimpanan Data
Terintegrasi (Integrated Data Store). Dasar untuk model data jaringan
dibentuk lalu distandardisasi oleh Conference on Data System
Language (CODASYL). Kemudian, Bachman menerima ACM Turing Award (Penghargaan
semacam nobel pada ilmu komputer ) di tahun 1973.
Pada
akhir tahun 1960-an, IBM mengembangkan system manajemen informasi (Information
Manajemen System) DBMS. IMS dibentuk dari representasi data pada kerangka kerja
yang disebut model data hierarki. Dalam waktu yang sama, hasil kerja sama
antara IBM dengan perusahaan penerbangan Amerika mengembangkan system SABRE.
System SABRE memungkinkan user mengakses data yang sama pada jaringan computer.
Tahun 1970
Pada
tahun 1970, Edgar Codd di laboratorium penelitian di San Jose mengusulkan suatu
representasi data baru yang disebut model data relational. Pada tahun 1980,
model relasional menjadi paradigm DBMS paling dominan.
Bahasa query SQL dikembangkan untuk basisdata relasional sebagai
bagian proyek Sistem R dari IBM. SQL di standardisasi di akhir tahun 1980 dan
SQL-92 diadopsi oleh American National Standards Institute (ANSI) dan
International Standards Organization (ISO). Program yang digunakan untuk
eksekusi bersamaan dalam basisdata disebut transaksi. User menulis programnya,
dan bertanggung jawab menjalankan program secara bersamaan terhadap DBMS. Pada
tahun 1999, James Gray memenangkan Turing award untuk kontribusinya pada
manajemen transaksi dalam DBMS.
Tahun 1980
Pada
akhir tahun 1980 dan permulaan tahun 1990, banyak bidang system basisdata
dikembangkan. Penelitian dibidang basisdata meliputi
bahasa query yang powerful, model data yang lengkap, dan
penekanan pada dukungan analisis data yang kompleks semua bagian organisasi.
Beberapa vendor (misalnya IBM, DB2, Oracle8, dan Informix UDS) memperluas
sistemnya dengan kemampuan menyimpan tipe data baru misalnya image dan text
serta kemampuan query yang kompleks. System khusus dikembangkan banyak vendor
untuk membuat data warehouse dan mengonsolidasi data beberapa basisdata.
Suatu
fenomena menarik adalah munculnya enterprice resource planning (ERP)
dan management resource planning (MRP), yang menambah lapisan
substansial dari fitur berorientasi aplikasi pada DBMS utama. Paket yang
digunakan secara luas meliputi Baan, Oracle, PeopleSoft, SAP, dan Siebel. Paket
tersebut mengidentifikasi kumpulan tugas umum (misalnya manajemen inventori,
perencanaan sumber daya manusia, dan analisis keuangan) yang dihadapi oleh
sejumlah besar organisasi dan menyediakan lapisan aplikasi umum untuk melaksanakan
tugas.
Data
disimpan dalam DBMS relasional. Kemudian, lapisan aplikasi dapat disesuaikan
pada perusahaan berbeda sehingga biaya keseluruhan perusahaan menjadi lebih
rendah disbanding biaya pembuatan lapisan aplikasi dari awal. Lebih jauh, DBMS
memasuki dunia internet. Saat generasi pertama, web site menyimpan datanya
secara ekskulisif dalam file system operasi. Pada saat ini, DBMS dapat
digunakan untuk menyimpan data yang dapat diakese melalui web browser. Query
dapat dibuat melalui form web dan format jawabannya dengan
menggunakan markup language semisal HTML untuk mempermudah tampilan
pada browser. Semua vendor basisdata menambah fitur ini untuk DBMS mereka.
Manajemen
basisdata mempertimbangkan pentingnya suatu data bersifat online dan dapat
diakses melalui jaringan computer. Saat ini, bidang seperti ini diwujudkan
dalam basisdata multimedia, video unteraktif, perpustakaan digital, proyek
ilmuwan seperti proyek pemetaan, proyek system obeservasi bumi milik NASA, dan
lain sebagainya (Ramakrishnan and Gehrke, 2003).
PEMBAHASAN
Pengertian Basis Data
Pangkalan
data atau basis
data (database) adalah kumpulan informasi yang
disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa
menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data
tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query)
basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system,
DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.
Basis
data atau database,
berasal dari kata basis dan data, adapun pengertian dari kedua
pengertian tersebut adalah sebagai berikut :
-
Basis : dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau
berkumpul.
-
Data : representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia
(pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan peristiwa, konsep, keadaan,
dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar,
bunyi, atau kombinasinya.
Dari kedua pengertian tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam
komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program
komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Database berfungsi
untuk menampung atau menyimpan data – data, dimana masing – masing data yang
ada pada table atau file tersebut saling berhubungan dengan satu sama lainnya.
Basis data telah digunakan pada hampir seluruh area dimana komputer digunakan,
termasuk bisnis, teknik, kesehatan, hukum, pendidikan dan sebagainya. Tujuan
basis data pada suatu perusahaan pada dasarnya adalah kemudahan dan kecepatan
dalam pengambilan kembali data.
Elemen pembentuk basis data :
- Table : Sebuah menu di dalam database dalam bentuk
baris dan kolom, yang digunakan untuk memasukan data.
- Query : Sebuah menu di dalam database yang sudah
terkait dengan perintah-perintah khusus yang berfungsi untuk melakukan
pencarian data, mengurutkan data, etc.
- Form : Sebuah bentuk tampilan data yang di desain
sedemikian rupa sehingga proses pemasukan, pencarian, dan pembacaan data
dapat dilakukan dengan mudah.
- Report : Sebuah fasilitas yang berfungsi untuk membuat
lembar-lembar laporan dari data yang kita access sehingga data tersebut
dapat dicetak atau diprint.
Persyaratan Basis Data
Ada
beberapa ketentuan yang harus diperhatikan pada pembuatan file basis data agar
dapat memenuhi kriteria sebagai suatu basis data, yaitu :
a) Redudansi
dan inkonsistensi data :
Penyimpanan
data yang sama dibeberapa tempat disebut redundansi, hal ini menyebabkan
pemborosan dan menimbulkan inkonsistensi data (data tidak konsisten) karena
bila terjadi perubahan terhadap data maka data harus dirubah dibeberapa tempat,
hal ini tentunya tidak efisien.
b) Pengaksesan
data :
Data
dalam basis data harus siap diakses oleh siapa saja yang membutuhkan dan
mempunyai hak untuk mengaksesnya. Oleh karena itu perlu dibuat suatu program
pengelolaan atau suatu aplikasi untuk mengakses data yang dikenal sebagai
DBMS.
c) Data
terisolasi untuk standarisasi :
Jika
data tersebar dalam beberapa file dalam bentuk format yang tidak sama, maka
akan menyulitkan dalam menulis program aplikasi untuk mengambil dan menyimpan
data, oleh karena itu data dalam satu database harus dibuat satu format
sehingga mudah dibuat program aplikasinya
d) Masalah
keamanan (security) :
Tidak
setiap pemakai sistem basis data diperbolehkan untuk mengakses semua data,
misalnya data mengenai gaji pegawai hanya boleh dibuka oleh bagian keuangan dan
personalia, sedang bagian gudang tidak diperkenankan untuk membukanya.
Keamanan dapat diatur dan disesuaikan baik ditingkat basis data atau
aplikasinya.
e) Masalah
integritas (Integrity) :
Basis
data berisi file yang saling berhubungan, masalah utama adalah bagaimana kaitan
antar file tersebut terjadi meski diketahui bahwa file A terkait dengan file B,
namun secara teknis ada field yang mengaitkan kedua file tersebut oleh karena
itu field kunci tidak dapat diabaikan dalam merancang suatu basis data.
f) Multiple
user :
Salah
satu alasan basis data dibangun adalah karena nantinya data tersebut digunakan
oleh banyak orang, baik dalam waktu berbeda maupun bersamaan sehingga kebutuhan
akan basis data handal yang mendukung banyak pemakai perlu dipertimbangkan.
g) Data
independence (kebebasan data) :
Pada
aplikasi yang dibuat dengan bahasa pemrograman seperti BASIC misalnya, apabila
program telah selesai dibuat dan ternyata terjadi perubahan terhadap struktur
file maka program tersebut harus diubah, ini artinya program tersebut tidak
bebas terhadap database yang ada. Berlainan dengan paket DBMS apapun yang
terjadi pada struktur file, setiap kali hendak melihat data cukup dengan
utility LIST. Ini artinya perintah DBMS bebas terhadap database karena apapun
perubahan terhadap database, semua perintah akan stabil tanpa ada yang perlu
diubah. Data independence dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Phisycal Data Independence :
Kebolehan untuk mengubah pola fisik database tanpa mengakibatkan suatu aplikasi
program ditulis kembali. Modifikasi pada level fisik biasanya hanya pada saat
meningkatkan daya guna.
2.
Logical Data Independence :
Kebolehan mengubah pola konseptual tanpa mengakibatkan suatu aplikasi program
ditulis kembali. Modifikasi pada level konseptual teristimewa saat
struktur logika database berubah, ditambahkan atau dikurangi.
Tujuan
Basis Data
1. Kecepatan
dan Kemudahan(speed)
Yakni
agar pengguna basis data bisa:
·
menyimpan data
·
melakukan perubahan/manipulasi
terhadap data
·
menampilkan kembali data dengan
lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan cara biasa (baik manual ataupun
elektronis).
2. Efisiensi
Ruang Penyimpanan (Space)
Dengan
basis data kita mampu melakukan penekanan jumlah redundansi (pengulangan) data,
baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi
antara kelompok data yang saling berhubungan.
Agar
data sesuai dengan aturan dan batasan tertentu dengan cara memanfaatkan
pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan
aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data dsb.
3. Ketersediaan
(Availability)
Agar
data bisa diakses oleh setiap pengguna yang membutuhkan, dengan penerapan
teknologi jaringan serta melakukan pemindahan/penghapusan data yang sudah tidak
digunakan / kadaluwarsa untuk menghemat ruang penyimpanan.
4. Kelengkapan
(Completeness)
Agar
data yang dikelola senantiasa lengkap baik relatif terhadap kebutuhan pemakai
maupun terhadap waktu, dengan melakukan penambahan baris-baris data ataupun
melakukan perubahan struktur pada basis data; yakni dengan menambahkan field
pada tabel atau menambah tabel baru.
5. Keamanan
(Security)
Agar
data yang bersifat rahasia atau proses yang vital tidak jatuh ke orang /
pengguna yang tidak berhak, yakni dengan penggunaan account (username dan
password) serta menerapkan pembedaan hak akses setiap pengguna terhadap data
yang bisa dibaca atau proses yang bisa dilakukan.
6. Kebersamaan
(Sharability)
Agar
data yang dikelola oleh sistem mendukung lingkungan multiuser (banyak pemakai),
dengan menjaga / menghindari munculnya problem baru seperti inkonsistensi
data (karena terjadi perubahan data yang dilakukan oleh beberapa user
dalam waktu yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada banyak
pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).
Perancangan Basis
Data
Perancangan
basis data merupakan upaya untuk membangun sebuah basis data dalam suatu
lingkungan bisnis. Untuk membangun sebuah basis data terdapat tahapan-tahapan
yang perlu kita lalui yaitu:
1. Perencanaan
basis data
2. Mendefinisikan
sistem
3. Analisa
dan mengumpulkan kebutuhan
4. Perancangan
basis data
5. Perancangan
aplikasi
6. Membuat
prototipe
7. Implementasi
8. Konversi
data
9. Pengujian
10. Pemeliharaan
operasional
Terdapat dua jenis bahasa komputer
yang digunakan saat kita ingin membangun dan memanipulasi sebuah basis data,
yaitu:
1. Data
Definition Language (DDL)
2. Data
Manipulation Language (DML)
Perangkat Lunak Basis Data
Perangkat lunak basis data yang
banyak digunakan dalam pemrograman dan merupakan perangkat basis data aras
tinggi (high level):
·
Oracle
·
XBase
·
Firebird
·
MySQL
·
Paradox
Database
Manajement System
Database
Manajement System (DBMS) merupakan software yang digunakan untuk membangun
sebuah sistem basis data yang berbasis komputerisasi. DBMS membantu dalam
pemeliharaan dan pengolahan kumpulan data dalam jumlah besar. Sehingga dengan
menggunakan DBMS tidak menimbulkan kekacauan dan dapat digunakan oleh pengguna
sesuai dengan kebutuhan.
DBMS
merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data. Untuk merinteraksi dengan
DBMS (basis data) menggunakan bahasa basis data yang telah ditentukan oleh
perusahaan DBMS. Bahasa basis data biasanya terdiri atas perintah-perintah yang
di formulasikan sehingga perintah tersebut akan diproses olah DBMS.
Jenis
Bahasa Query Pada DBMS
Perintah-perintah
pada DBMS biasanya ditentukan oleh user. user menggunakan bahasa SQL untuk
menentukan perintah apa yang akan dikerjakan oleh DBMS. Bahasa Query ini
terbadi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Data
Definition Language (DDL)
DDL
digunakan untuk menggambarkan desain basis data secara keseluruhan. DDL digunakan
untuk membuat tabel baru, menuat indeks, ataupun mengubah tabel. Hasil
kompilasi DDL disimpan di kamus data.
2. Data
Manipulation Language (DML)
DML
digunakan untuk melakukan menipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data
seperti penambahan data baru ke dalam basis data, menghapus data dari suatu
basis data dan pengubahan data di suatu basis data.
Komponen Penyusun
DBMS
Dalam
pembuatan DBMS diperlukan beberapa komponen fungsional penyusunnya sebagai
berikut:
1. DML
Precompiler
Mengkonversi
pernyataan-pernyataan DML yang dimasukkan di dalam program aplikasi ke dalam
pemanggilan prosedur normal di dalam bahasa induknya. Procompiler harus
berinteraksi dengan query processor untuk membuat kode-kode yang diperlukan.
2. Query
Processor
Menterjemahkan
pernyataan-pernyataan bahasa query ke dalam instruksi-instruksi low-level yang
dimengerti oleh database manager.
3. DDL
Compiler
Mengkonversi
pernyataan DDL ke dalam sekumpulan table yang mengandung metadata atau “data
mengenai data”
4. Database
Manager
Menyediakan
interface antara data low-level yang disimpan didalam basisdata dengan
program-program aplikasi dan queries yang dikirimkan ke system.
karakteristik
DBMS
1. Data
disimpan pada perangkat keras dan harus tetap ada setelah diakses. Metode kases
termasuk pembuatan data baru, modifikasi data yang sudah ada, dan penghapusan
data. Ini disebut data persistence.
2. Banyak
user harus diizinkan untuk mengakses data secara bersamaan. Ini
disebut concurency.
3. Transaksi
diatur agar sistem dapat memanipulasi data dan DBMS harus memiliki kemampuan
menyimpan sekumpulan pekerjaan.
4. Bahasa
query harus tersedia untuk mengambil data berdasarkan kriteria yang diberikan
oleh user.
5. Data
harus dapat dipulihkan setelah terjadi kerusakan. Jika data hilang, DBMS harus
memiliki kemampuan mengembalikan data tersebut. Ini disebut recovery.
Kelebihan Sistem Basis Data
1. Terpusat
dan Berbagi Data
User memasukkan
dan menyimpan semua data di dalam satu komputer atau lebih. Tindakan itu
mengurangi penggunaan kertas, file, folder, dan juga kemungkinan kehilangan
atau kesalahan saat menempatkan data. Sekali data disimpan dalam komputer,
banyak pengguna lain bisa mengaksesnya via jaringan komputer (publisher).
2. Current
Data
Pengguna bisa
secara cepat memperbaharui data dan data yang tersedia siap untuk digunakan.
3. Kecepatan
dan Produktivitas
Pengguna bisa
mencari, mengurutkan, me-retrieve, membuat perubahan, dan mencetak data secara
mudah serta efisien, seperti halnya perhitungan menjumlahkan semua data dapat
dilakukan secara cepat daripada jika harus melakukannya secara manual.
4. Akurasi
dan Konsistensi
Pengguna bisa
merancang basis data untuk memvalidasi masukan data, serta untuk memastikan
bahwa data yang dimasukkan adalah valid dan konsisten. Data yang ada berlaku
sama terhadap pengguna lainnya.
5. Analisis
Sistem basis
data bisa menyimpan, menjejaki, dan memproses isi data yang besar dari sumber
yang berbeda. Sebagai contoh, Pengguna bisa menggunakan kumpulan data dari
sumber yang bervariasi untuk menjejaki performa dari area bisnis untuk
menganalisa atau untuk mengungkapkan trend bisnis.
6. Keamanan
Admin bisa
memproteksi basis data dengan penetapan daftar kata sandi (password) dan
identitas pengguna yang diotorisasi. Keamanan memastikan bahwa pengguna hanya
bisa melakukan operasi yang diizinkan saja.
7. Pemulihan
(recovery)
Kegagalan
sistem tidak bisa diabaikan. Penggunaan basis data memungkinkan integritas data
mengalami kegagalan. Sistem manajemen basis data menggunakan suatu log
transaksi untuk memastikan bahwa data akan menjadi baik (pulih) saat admin
menjalankannya kembali setelah terjadi crash.
8. Transaksi
Konsep
transaksi menyediakan suatu sistem mekanisme pemulihan kesalahan yang
disamaratakan untuk memberikan konsekuensi atas kesalahan yang tidak terduga.
Kelemahan
Sistem Basis Data
- Memerlukan Hardware tambahan :
- Kapasitas CPU yang lebih besar
- Terminal yang lebih banyak
- Alat komunikasi (multiuser)
- Membutuhkan Listrik yang cukup besar
- Menyediakan software/program untuk sistem basis data
- Membutuhkan tenaga ahli (programmer)
- Biaya (Cost) lebih besar untuk pembuatan, perawatan,
dan pengelolaan sistem.
- Kompleks dalam pembuatan sistem basis data : kerumitan
tingkat tinggi dalam pembuatan program sistem basis data.
- Backup yang cukup banyak memakan waktu, dan Prosedur
Backup yang sulit.
- Pemulihan (Recovery) sulit.
- Jika terjadi kerusakan atau serangan pada sistem basis
data, maka akan mempengaruhi kinerja dari sebuah instansi atau
perusahaan.
KESIMPULAN
Basis data
merupakan kumpulan dari data yang saling terintegrasi satu dengan yang
lainnya, dan tersimpan dalam perangkat keras
komputer serta menggunakan perangkat lunak untuk bantuan dalam
mengoperasikannya.
DBMS (Database
Management systems) adalah kumpulan program yang mengkoordinasikan semua
kegiatan yang berhubungan dengan basis data.
Tujuan
Merancang Basis Data adalah untuk memenuhi informasi yang berisikan
kebutuhan-kebutuhan user secara khusus dan aplikasi-aplikasinya., memudahkan
pengertian struktur informasi serta mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan
dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage
space).
DAFTAR PUSTAKA
- Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020).
The Effect of Level of Education , Accounting Knowledge , and
Utilization Of Information Technology Toward Quality The Quality of MSME ’
s Financial Reports. (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
- Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra,
Y. M., (2020). The Determinants of Micro, Small and Medium Enterpreneur
(MSME) Become Customer of Islamic Banks (Religion , Religiousity and
Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference Economics,
Business, and Social Sciences, (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775
- Putra, Y. M., (2018). Konsep Basis Data Relasional. Modul
Kuliah Sistem Informasi AKuntansi. FEB-Universitas Mercu Buana:
Jakarta.
- Putra, Y. M. (2018). Pemetaan Penerapan Standar
Akuntansi Keuangan EMKM pada UMKM di Kota Tangerang Selatan. Profita:
Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan, 11(2), 201-217.
- Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the
Interests of SMEs Using Accounting Applications. Journal of Economics
and Business, 2(3), 818-826.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
Komentar
Posting Komentar